Makna Lagu Across the Universe – The Beatles. Across the Universe muncul pertama kali di album Let It Be (1970), tapi sebenarnya direkam jauh lebih awal pada 1968 di tengah sesi psychedelic yang penuh drama. John Lennon menulisnya dalam satu malam setelah bertengkar dengan istri pertamanya. Dari kata-kata yang “mengalir seperti sungai tak berujung”, lagu ini jadi salah satu karya paling meditatif The Beatles: tenang di permukaan, tapi dalam-dalam mengandung rasa damai sekaligus kerinduan kosmik. REVIEW KOMIK
Lirik yang Lahir dari Kemarahan, Berubah Jadi Doa: Makna Lagu Across the Universe – The Beatles
Malam itu John kesal, kata-kata istri terus berputar di kepala sampai mengganggu tidur. Dia turun ke ruang kerja, duduk di piano, dan lirik “Words are flowing out like endless rain into a paper cup” langsung keluar. Awalnya hanya ingin melampiaskan, tapi semakin menulis malah semakin tenang. “Jai guru deva om” yang diulang-ulang adalah mantra Sanskrit yang dia dapat dari pengaruh spiritual saat itu: “Kemenangan bagi guru ilahi”. John menyebut lagu ini sebagai “transendental tanpa usaha”, sesuatu yang datang sendiri tanpa dipaksa seperti kebanyakan lagunya.
Gambaran Pikiran yang Melayang Tanpa Tujuan: Makna Lagu Across the Universe – The Beatles
“Nothing’s gonna change my world” bukan pernyataan sombong, melainkan pengakuan bahwa di tengah kekacauan hidup (Beatlemania, perceraian, eksperimen obat), ada bagian kecil dalam dirinya yang tetap utuh. Gambar “pool of sorrow, waves of joy” atau “limitless undying love which shines around me like a million suns” mencerminkan dualitas yang dia rasakan setiap hari. Lagu ini seperti meditasi tanpa aturan: membiarkan pikiran melayang lepas, menerima apa adanya, tanpa harus mengubah apa pun.
Proses Rekaman yang Penuh Drama dan Keajaiban
Sesi rekaman penuh ketegangan: John ingin suara “seperti angin dan langit”, tapi Paul dan George Martin bingung cara mewujudkannya. Akhirnya mereka pakai tape loop burung, sitar, tambura, dan harmonium. John bahkan merekam vokal sambil berbaring di lantai studio karena merasa lebih rileks. Versi yang dirilis di Let It Be kemudian ditambahkan orchestra dan choir oleh Phil Spector – keputusan yang sampai sekarang masih dibenci John dan Paul karena terlalu “berat”. Tapi justru versi itulah yang membuat lagu ini terasa megah dan abadi.
Kesimpulan
Across the Universe adalah momen langka ketika John Lennon membiarkan dirinya benar-benar terbuka tanpa filter. Lagu ini bukan tentang agama tertentu, bukan pula promosi spiritualitas murahan, tapi pengakuan jujur bahwa kadang kita hanya perlu “let it be” di tengah badai. Hampir setengah abad kemudian, liriknya masih terasa relevan bagi siapa saja yang pernah merasa pikirannya melayang tanpa arah di malam sunyi. Dengarkan pelan-pelan, dan kamu akan merasa seperti diajak melayang bersama John – melewati batas dunia, tanpa perlu tahu tujuan akhirnya. Damai yang sederhana, tapi sangat dalam.