Makna Lagu Paris – The 1975. “Paris” adalah trek kesembilan dari album Being Funny in a Foreign Language (2022). Dengan beat mid-tempo yang dreamy, gitar jangly, dan saxophone lembut di akhir, lagu ini terasa seperti jalan-jalan malam di kota cinta. Tapi jangan tertipu suasana romantisnya. Di baliknya, Matty Healy lagi-lagi bercerita tentang hubungan yang sudah retak, perselingkuhan, dan rasa bersalah yang dibungkus rindu. REVIEW KOMIK
Hubungan yang Sudah Berakhir, Tapi Belum Selesai: Makna Lagu Paris – The 1975
Lagu ini ditulis dari sudut pandang seseorang yang tahu hubungannya sudah mati, tapi masih terjebak dalam bayang-bayang mantan. Baris “She said, ‘I guess that you don’t love me anymore’” langsung menetapkan nada: ini bukan lagi pasangan, tapi keduanya belum bisa benar-benar lepas. Matty menggambarkan dirinya melihat mantan kekasihnya dari jauh (mungkin di Paris, mungkin cuma di kepalanya), lalu sadar wanita itu sekarang bersama orang lain. Judul “Paris” sendiri bukan berarti lagu ini terjadi di Paris; kota itu cuma simbol klasik romansa yang sekarang terasa pahit karena sudah tidak lagi milik mereka berdua.
Rasa Bersalah dan Obsesi yang Tersisa: Makna Lagu Paris – The 1975
Refrain “Hey, if you’re gonna waste your time, then waste your time with me” adalah kalimat paling pedih sekaligus egois. Matty seperti menawarkan diri sebagai pelarian, meskipun dia tahu itu tidak sehat. Baris “I think I’ve found the wrong kind of love” adalah pengakuan jujur bahwa perasaannya sekarang lebih mirip obsesi daripada cinta yang dewasa. Bahkan ketika dia bilang “I’m not in love, I just feel like I’m in love”, itu cara dia membela diri: aku tidak benar-benar mencintaimu lagi, tapi aku masih ingin kamu ada di sini.
Kontras Musik dan Lirik
Musiknya sengaja dibuat ringan dan sedikit jazzy, hampir seperti lagu liburan. Pilihan ini bukan tanpa alasan: Matty ingin kita merasakan perasaan “semua terlihat indah dari luar”, padahal di dalamnya penuh kekacauan emosi. Saxophone di akhir lagu terasa seperti tawa sinis, seolah-olah kota Paris sendiri sedang mengolok-olok betapa konyolnya manusia yang masih bertengkar soal cinta di tempat yang seharusnya romantis.
Mengapa “Paris” Terasa Begitu Personal
Banyak pendengar langsung menghubungkan lagu ini dengan kehidupan Matty di tahun 2021–2022, saat dia berada di fase transisi setelah hubungan panjang sebelumnya. “Paris” jadi semacam surat terbuka yang tidak pernah dikirim: penuh penyesalan, penuh keinginan untuk kembali, tapi juga sadar bahwa kembali bukan jawaban. Lagu ini berhasil menangkap perasaan universal ketika kamu tahu harus move on, tapi masih suka membuka chat lama atau scroll foto di malam hari.
Kesimpulan
“Paris” adalah lagu tentang cinta yang sudah tidak lagi saling memiliki, tapi masih saling menghantui. Bukan tentang kota lampu, melainkan tentang lampu kota yang terus menyala di kepala meski orangnya sudah pergi. Matty Healy sekali lagi membuktikan keahliannya merangkai kerinduan menjadi sesuatu yang indah sekaligus menyakitkan. Di akhir lagu, kita tidak tahu apakah dia berhasil melepaskan atau justru semakin tenggelam. Mungkin itu poinnya: kadang move on bukan berarti selesai, hanya berarti belajar hidup bersama bayang-bayangnya. Dan “Paris” adalah soundtrack sempurna untuk malam-malam seperti itu.