Makna Lagu Teri Galliyan – Ankit Tiwari

makna-lagu-teri-galliyan-ankit-tiwari

Makna Lagu Teri Galliyan – Ankit Tiwari. “Teri Galliyan” yang dinyanyikan Ankit Tiwari untuk film Ek Villain (2014) langsung menjadi salah satu lagu cinta paling menyakitkan sekaligus paling indah di Bollywood. Lagu ini bukan tentang bahagia bersama, tapi tentang mencintai seseorang sampai rela tersesat di lorong-lorong kenangan meski tahu orang itu sudah tidak ada lagi. Dengan suara serak Ankit dan lirik yang penuh luka, lagu ini berhasil membuat jutaan orang menangis di bioskop dan masih terus diputar saat hati sedang retak. INFO SLOT

Lorong (Galliyan) sebagai Metafora Kenangan: Makna Lagu Teri Galliyan – Ankit Tiwari

Judul “Teri Galliyan” secara harfiah berarti “lorong-lorongmu”. Di sini, lorong bukan cuma jalan fisik, tapi ruang-ruang di pikiran dan hati yang dipenuhi bayang-bayang orang yang dicintai. Baris “Teri galliyan… galliyan teri, galliyan” diulang seperti orang yang berjalan bolak-balik di tempat yang sama karena tidak sanggup keluar. Lagu ini menggambarkan rasa kehilangan yang begitu dalam sampai orang lebih memilih tetap “tersesat” di masa lalu daripada melangkah ke depan tanpa dia.

Cinta yang Menyakitkan Tapi Tidak Bisa Dilepas: Makna Lagu Teri Galliyan – Ankit Tiwari

Lirik “Tu meri aankhon mein hai, tu meri sanson mein hai” menegaskan bahwa orang itu sudah menjadi bagian dari napas dan penglihatan si pencinta. Bahkan setelah perpisahan atau kematian (seperti di film), kehadirannya masih terasa di mana-mana. Bagian “Kyun har pain main, tu hai har jagah” seperti pengakuan bahwa rasa sakit justru jadi bukti cinta itu masih hidup. Ini bukan cinta yang manis, tapi cinta yang sudah menyatu dengan rasa sakit – dan anehnya, orang itu tidak ingin kehilangan rasa sakit itu karena itu satu-satunya yang tersisa.

Suara Ankit Tiwari yang Membuat Lagu Hidup

Ankit membawakan lagu ini dengan nada tinggi yang serak dan getar di akhir kalimat, seolah-olah dia benar-benar sedang menangis. Dia memulai lembut, lalu meledak di chorus dengan “Teri galliyan!” yang terasa seperti jeritan hati. Aransemen gitar akustik yang sederhana ditambah string di belakang membuat lagu terasa kosong sekaligus penuh – persis seperti perasaan kehilangan. Banyak yang bilang, kalau dinyanyikan orang lain, lagu ini mungkin tidak akan sama pedihnya. Suara Ankit menjadi “darah” dari lagu ini.

Kesimpulan

“Teri Galliyan” adalah lagu tentang mencintai sampai batas yang tidak sehat lagi – tapi itulah yang membuatnya begitu manusiawi. Ia mengajarkan bahwa ada cinta yang tidak pernah benar-benar pergi, meski orangnya sudah tiada; yang tersisa hanyalah lorong-lorong kosong yang tetap kita jelajahi setiap malam. Lagu ini jadi pengingat bahwa kadang kita tidak mencari jalan keluar dari rasa sakit, karena di dalam rasa sakit itu kita masih bisa “bertemu” dengannya. Lebih dari satu dekade berlalu, “Teri Galliyan” masih jadi pelipur lara bagi siapa saja yang pernah kehilangan dan memilih tetap berjalan di lorong yang sama, lagi dan lagi. Karena di sana, dia masih ada.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *