Makna Lagu The Weekend – SZA

makna-lagu-the-weekend-sza

Makna Lagu The Weekend – SZA. Dirilis tahun 2016 sebagai single utama dari album Ctrl, “The Weekend” langsung jadi anthem bagi siapa saja yang pernah terjebak dalam situasi “side chick”. Lagu ini meledak, capai 8× platinum di AS, dan sampai 2025 masih sering diputar di klub, gym, bahkan playlist healing. Di balik beat R&B yang groovy dan vokal SZA yang santai, liriknya sebenarnya tajam: tentang menerima peran “akhir pekan” demi pria yang nggak pernah benar-benar jadi miliknya. Hingga sekarang, lagu ini tetap jadi salah satu karya SZA paling ikonik karena kejujurannya yang brutal. REVIEW KOMIK

Latar Belakang: Situasi Nyata yang Menginspirasinya: Makna Lagu The Weekend – SZA

SZA pernah bilang bahwa “The Weekend” 100% berdasarkan pengalaman pribadi. Saat itu ia jatuh cinta pada pria yang sudah punya pacar resmi, tapi tetap menjalani hubungan dengannya di akhir pekan. Alih-alih marah atau menangis, SZA justru memilih sudut pandang yang realistis: kalau pria itu bisa bagi waktu, kenapa perempuan nggak boleh bagi pria yang sama? Produser Carter Lang dan ThankGod4Cody bikin beat yang terdengar santai, hampir seperti lagu cinta biasa, padahal liriknya penuh sindiran halus. SZA bilang lagu ini bukan glorifikasi perselingkuhan, tapi pengakuan bahwa perasaan manusia kadang rumit dan nggak selalu hitam-putih.

Analisis Lirik: Power dalam Penerimaan: Makna Lagu The Weekend – SZA

Chorus jadi bagian paling memorable: “My man is my man, is your man, heard it’s her man too.” SZA langsung buka kartu: pria ini punya beberapa perempuan, dan semua tahu. Tapi bukannya perang, ia pilih jadi “weekend girl” dengan bangga: “Tuesday and Wednesday, Thursday and Friday / I just keep him satisfied through the weekend.” Verse kedua lebih tajam: “You’re like 9 to 5, I’m the weekend / Make him lose his mind every weekend.” Ia posisikan diri sebagai yang lebih seru, lebih bebas, lebih memuaskan, meski cuma dapat sisa waktu. Bridge “I’m not tryna start a fight, I’m just tryna make it right” menunjukkan bahwa SZA sadar situasinya salah, tapi ia sudah terlalu dalam untuk mundur. Semua disampaikan dengan nada santai, bukan menangis, justru itu yang bikin lagunya terasa empowering.

Dampak Budaya dan Relevansi di 2025

Sampai 2025, “The Weekend” masih jadi lagu wajib di setiap playlist “situationship”. Video musiknya yang minimalis (SZA dan teman-temannya menari di studio kosong) jadi inspirasi koreografi viral di TikTok selama bertahun-tahun. Di tur Ctrl anniversary 2024 dan Grand National Tour 2025, SZA selalu bawakan lagu ini sebagai penutup set pertama, dan penonton langsung ikut nyanyi keras-keras. Lagu ini juga sering dikutip di diskusi tentang polyamory dan open relationship, meski SZA sendiri bilang ia nggak lagi mau jadi “weekend girl” lagi sekarang. Tapi justru karena kejujuran itu, lagu ini tetap relevan: ia gambarkan realitas hubungan modern yang abu-abu, di mana perasaan dan logika sering bertabrakan.

Kesimpulan

“The Weekend” adalah masterpiece SZA karena berhasil mengubah posisi yang seharusnya lemah jadi terasa kuat. Ia nggak menangis minta dipilih, ia nggak marah pada “main chick”, ia cuma bilang: kalau ini yang ada, aku ambil bagianku dengan kepala tegak. Di 2025, lagu ini masih jadi pengingat bahwa perasaan manusia nggak selalu harus sesuai aturan moral, dan terkadang penerimaan adalah bentuk kekuatan paling jujur. Dengarkan lagi, dan kamu akan sadar: SZA nggak cuma nyanyi tentang jadi “akhir pekan”, ia nyanyi tentang bagaimana tetap jadi diri sendiri meski cuma dapat sisa waktu. Itulah kenapa “The Weekend” nggak pernah benar-benar berakhir.

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *